Jumat, 29 Januari 2016

Naik Gunung Bersama Eiger dan Zalora

Banyak momen pertama kali yang gue alami beberapa tahun terakhir ini yang membuat semakin senang menjalani hidup. Pertama kali ice skating di Mal Taman Anggrek kelas 4 SD, pertama kali bisa naik sepeda kelas 5 SD (yes, gue setelat itu), pertama kali traveling ke Bali tahun 2011, pertama kali pakai toga waktu wisuda kampus tahun 2013, dan yang nggak terlupakan buat gue adalah pertama kali naik gunung setelah lulus wisuda.



            Jujur, buat anak yang suka traveling, apalah artinya suka ke pantai kalau nggak pernah naik gunung. Ditambah hasutan dari teman-teman yang udah pernah naik gunung sebelumnya kalau dengan naik gunung kita belajar jadi orang yang lebih baik, pemandangan yang nggak ada duanya ketika sampai di puncak gunung, dan kebersamaan yang nggak akan bisa terbayar dengan harga berapa pun.

Oke, gue sudah memantapkan hati untuk naik gunung. Jadi, gue akan naik gunung bersama teman-teman kampus setelah wisuda dari kampus. Rencananya gue dan teman-teman akan membawa toga kita dan akan kita pakai di atas puncak nantinya. Ah, gue lupa kasih tahu bahwa gunung pertama yang akan gue daki untuk pertama kalinya adalah Gunung Semeru. Tentunya gue akan melakukan persiapan dengan lari sejauh 2 kilometer setiap harinya.

            Sayangnya, ada dua masalah yang akan gue hadapi sebelum naik gunung ini. Pertama, izin orang tua tentunya. Nyokap gue adalah orang paling parno sedunia. Mungkin karena gue anak bungsu di keluarga yang dari kecil selalu dijagain ke mana-mana. Pernah waktu gue pertama naik pesawat untuk liburan ke Bali, ada kali setiap 3 jam sekali Nyokap telepon gue. Choy! Apalagi ini naik gunung yang pastinya Nyokap gue udah denger dari temen-temennya kalo banyak pendaki yang hilang dan meninggal di gunung—tentunya sebelum gue tahu bahwa naik gunung sesungguhnya aman banget untuk pemula sekali pun—berkali-kali gue bilang kalau naik gunung aman kayaknya nggak mempan, temen gue akhirnya janji sama Nyokap untuk ngejagain gue.

            Oke, masalah pertama gue selesai. Masalah kedua gue adalah, gue butuh carrier baru. Carrier gue yang lama udah gue pakai 3 tahun untuk Kuliah Kerja Nyata dan backpacker-an, apalagi carrier yang gue punya rasa-rasanya nggak cukup untuk gue pake 4 malam di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Setelah ngobrol-ngobrol sama temen, akhirnya gue menjatuhkan pilihan kepada Eiger dan membeli dua jenis tas dari Eiger. Karena dari pengalaman gue pernah pakai Eiger, tas-tas Eiger gue bertahan lama dibanding carrier lainnya yang gampang sompal di tahun pertama dan kedua. Jadi kalo kamu mau lihat-lihat tas Eiger seperti yang gue punya, kalian bisa lihat di sini http://www.zalora.co.id/eiger/

            And yes! I’ve solved all of the problems and I’m so ready then! Selamat naik gunung! J