Sabtu, 05 Agustus 2017

Almost is Enough

Nggak, lo nggak salah baca, gue memang nulis judul artikel gue kali ini Almost is Enough, bukan Almost is Never Enough kayak judul lagu. Gue butuh dua kali traveling sampai rasanya gue benar-benar terpikir untuk membagikan pengalaman ini buat teman-teman yang baca.

Dalam perjalanan gue sampai ke titik ini, gue nggak selalu dapat apa yang gue mau. Saat ini, gue bisa bernapas lega dan tersenyum kalau mengingat momen-momen “hampir-berhasil” itu.

Gue hampir menjadi finalis Abang None Jakarta Timur pada tahun 2012, gue berhasil sampai ke babak 18 besar, dan tinggal satu tahap lagi menjadi finalis 15 besar. Gue hampir masuk ke SMA yang gue inginkan. Di SMA itu, sahabat-sahabat gue dari TK sampai SMP berada. Maka waktu tes masuknya menyatakan gue nggak berhasil masuk ke SMA tersebut, rasanya dunia jatuh ke atas kepala gue. Tujuh kali gue ditolak penerbit buku sebelum akhirnya buku pertama gue berhasil diterbitkan penerbit yang gue inginkan. Itu, dan untuk masalah percintaan? Jangan ditanya, ya, berapa kali gue hampir pacaran sama orang yang gue inginkan.

Kenapa gue ceritakan kegagalan yang terjadi dalam hidup gue? Karena semua momen “hampir-berhasil” itu sejatinya membuat gue sampai di titik hidup gue saat ini. Gue bisa sampai di sini untuk menulis apa yang gue pikirkan ini buat kalian semua. Semua kegagalan tersebut membuat gue mencari jalan lain yang baru. Mungkin memang, sudah takdirnya disiapkan jalan lain yang lebih baik, cuma memang bukan jalan yang selalu kita inginkan.

Saat itu gue nggak pernah bisa mengerti kenapa gue hanya sampai di tahap hampir-berhasil. Gue berpikir bahwa dunia nggak adil hanya karena orang lain bisa mendapatkannya sementara gue nggak. Gue tahu kalian nggak akan percaya kalau sekarang gue bilang ini, tapi nggak apa-apa, toh, gue akan tetap bilang (YA, BLOG-BLOG GUE): nikmati semua momen hampir-berhasil tersebut, karena apa? Karena gue nggak yakin kalau gue selalu berhasil di titik-titik pencapaian yang gue inginkan, gue nggak akan tahu bagaimana rasanya mengalami dan mengevaluasi ulang strategi dari kegagalan gue. Mungkin saja gue bisa berhasil di hal-hal yang gue inginkan, tapi mungkin gue nggak mencapai di posisi saat ini. Mungkin gue nggak seberhasil saat ini, atau mungkin lebih berhasil lagi, but who cares. Di titik ini at least gue merasa penuh dan bersyukur.

Gue nggak pernah tahu ternyata lima tahun setelah gagal dari ajang Abang None, gue malah jadi pembicara di ajang tersebut dan memberikan isi pikiran gue untuk para finalis Abang None. Gue di sana, menatap mereka, dan betapa gue lima tahun yang lalu mendambakan untuk menjadi mereka. Salah satu teman dari SMA yang gue inginkan untuk bersekolah di sana, ternyata kini menjadi klien gue. Dia membutuhkan jasa gue untuk melakukan branding total untuk klinik giginya. Buku keempat gue telah diterbitkan oleh penerbit terbesar di Indonesia dan kini sedang dalam proses untuk dipentaskan ke dalam format teater oleh salah satu rumah produksi teater di Jakarta. Buku gue dibeli oleh rumah produksi tersebut untuk konten produksi teaternya yang ketiga. Untuk masalah percintaan, sekarang gue bersama seseorang yang nggak pernah gue minta yang lebih baik dari kekasih gue saat ini.

Semua momen hampir-berhasil itu membuat gue berada di posisi saat ini. Gue belum puas karena gue selalu merasa hampir-berhasil. Selalu merasa cukup itu baik untuk membuat lo selalu merasa rendah hati. Dan segala momen hampir-berhasil yang pernah terjadi sama gue pada kenyataannya nggak membuat gue menjadi gagal, gue hanya menjadi berhasil dengan cara lain.

Betul, gue setuju ketika banyak orang bilang ketika lo gagal akan sesuatu, ini cuma masalah waktu, lo akan berhasil, tapi nggak sekarang. Masalahnya, lo tetap akan gagal kalau lo nggak melakukan sesuatu. Kalau lo pernah gagal, terus lo berharap tahun depan lo akan berhasil, tapi lo hanya mengharapkan mukjizat terjadi tanpa lo melakukan apa-apa, ya sori aja, selamnya lo akan gagal, sampai di titik hampir-berhasil pun rasanya nggak pantes, sih. Karena predikat hampir-berhasil itu hanya untuk orang yang selalu berusaha.


Jadi, kalau lo pernah gagal dan hampir-berhasil meraih suatu hal, lo chill aja. Sesungguhnya lo akan berhasil dengan cara dan jalan yang lain, tapi lo juga harus tetap berusaha.