Jumat, 02 Oktober 2015

Between The Intern and Zalora Scholarship

            Setelah menonton film The Scorch Trials bareng sama kakak di Cinere Belevue XXI minggu lalu, gue baru ngeh kalau film The Intern ternyata udah ada di layar-layar bisokop. Tanpa pikir panjang, gue akhirnya membeli tiket lagi untuk film The Intern satu jam setelah film The Scorch Trials berakhir.

            Jujur, The Intern melepaskan dahaga gue terhadap akting Anne Hathaway setelah sukses berperan sebagai Andrea Sachs di film The Devil Wears Prada. Meski, The Intern bukan sekuel dari The Devil Wears Prada, setidaknya film ini masih ada aroma dunia cewek urban yang bekerja di perusahaan multinasional dan segala cerita yang berjalan di belakangnya. Cerita berawal dari Jules Ostin (Anne Hathaway) sebagai founder dan CEO dari sebuah e-commerce yang sedang jaya-jayanya yang bernama AboutTheFit.com yang dibantu oleh seorang intern bernama Ben Whitaker (Robert De Niro) dalam menjalankan perusahaan.

            The first time I saw the scene when Jules taking care her customer on phone dealing about evening gown, I just realized this might be look a like Zalora office’s inside.

            AboutTheFit.com mengingatkan gue kepada Zalora, persis seperti apa yang gue gambarkan sejauh ini mengenai bagaimana Zalora: karyawannya, fleksibilitas, kekeluargaan, rushing hour (baca: hectic, but fun), bahkan kreativitas pekerjaan yang dinamis. Somehow, pekerjaan gue saat ini hampir serupa dengan AboutTheFit.com atau Zalora. Gue bekerja di multinational advertising agency yang setiap harinya pasti bekerja dengan cepat, menghadiri meeting demi meeting dengan client, bertemu banyak orang, serta otak yang harus diajak bekerja sama untuk sebuah hasil yang efektif dan efisien. Di balik semua itu, gue menyadari satu hal: gue sangat menyukai pekerjaan sejenis ini.

            Gue sampai kepada satu kesimpulan besar, yaitu: asyik banget kali ya, kalau anak-anak mahasiswa yang masih kuliah mendapatkan kesempatan berharga untuk bekerja di bidang yang ingin mereka tahu bahkan mereka cintai.

            Tadi siang, salah satu teman gue memberitahu sebuah kabar yang membuat gue jealous habis-habisan: Zalora sedang membuka program Zalora Scholarship. Pemenang dari seleksi Zalora Scholarship ini akan mendapatkan bantuan beasiswa sebesar 15 juta rupiah dan prioritas untuk menjadi intern di Zalora. So, what does it mean? Artinya, lo akan berjalan meniti karier lebih cepat dibanding anak-anak seusia lo. NGIRI BANGET NGGAK BUAT KITA-KITA YANG UDAH KEBURU LULUS KERJA?!

            Ketika gue kepoin websitenya http://www.zalora.co.id/scholarship, gue nemuin paragraf ini.
           
            Beasiswa ZALORA dirancang untuk mengubah passionmu menjadi profesimu. Peserta yang mengirimkan essay dengan tema ‘The Science of Fashion’ paling kreatif akan mendapatkan beasiswa sebesar Rp 15.000.000 dan kesempatan magang di kantor kami pada Mei 2016. Pengirim terbaik lainnya juga akan diumumkan di website kami.


            Anyway, kesempatan ini udah berlangsung mulai dari 1 September 2015. Selamat berlomba menunjukkan passion kamu teman-teman dan semoga kehidupan pekerjaan kalian seindah Jules di AboutTheFit.com. Remember guys, your future must be brighter than sunshine!

Rabu, 22 Juli 2015

Urgent: Diego Needs New Outfits!


            Beberapa teman dekat gue sudah tahu kalau saat ini di kantor gue, Isobar Advertising, gue adalah satu-satunya orang yang ditunjuk untuk mengurusi community division. Jadi, semua pekerjaan yang berhubungan dengan talent, brand ambassador, KOL, buzzer, influencer, semua harus gue urus mulai dari…

            Pre-production: pedekate dengan management artist, nego harga, meeting dengan client, pitching, buat surat perjanjian  kerja sama.
           
            Production: scheduling pemotretan atau shooting, kasih briefing dan guideline buat artis dan manajernya.

            Post production: ngurus invoice, nungguin uang turun, dan dimaki-maki manajer artis karena invoice lama cairnya.

            See? Sekarang bisa dibilang gue udah mulai jarang kerja di balik komputer. Pekerjaan gue yang tadinya sebagai content writer kini mulai beralih ke anak-anak freelance dan teman sesama content writer gue, Cheppy. Selebihnya, gue hanya melakukan supervise content yang dibuat oleh anak-anak freelance sebelum sampai ke email Social Media manager gue di kantor. Apalagi masa-masa ini jadi pembuktian kalau gue mau serius jadi Community Manager di kantor. #curhat

            Back to the topic yang berfokus pada pekerjaan baru gue di kantor, gue sadar bahwa gue selalu bertemu banyak orang baru setiap harinya. Gue harus tampil meyakinkan di depan client saat meeting atau pitching. Di lain hal, gue nggak boleh kelewat serius ketika berhadapan dengan banyak manager artis atau buzzer yang lebih suka bercanda dan ujung-ujungnya malah ngegosipin artis. Dalam banyak acara itu, gue sadar gue butuh banget belanja baju, celana, sepatu, tas, bahkan kacamata baca yang berbeda untuk tiap kesempatan. Masalahnya, gue jarang banget mendapatkan waktu untuk belanja. Lha gini ya, Kak, ceritanya. Biasanya kalau gue deal-dealan sama manager artist tuh dari pengalaman gue mereka pada mau sabtu minggu. Nah, kalau meeting gue banyakan Sabtu Minggu, kapan dong kita pergi belanja untuk update baju-baju terbaru?

            Gue percaya bukan cuma cewek aja yang setiap bangun pagi terus buka lemari selalu berpikir, “Duh, pakai baju apalagi nih gue? GUE HARUS BELI BAJU!” Percayalah, bukan cuma cewek doang, TAPI GUA JUGA!

            Anak kreatif di kantor yang barusan mengatakan kalimat di atas yang gue kutip. Dia yang hitungannya selalu kerja di depan komputer aja selalu bilang gitu. Nah, apalagi gue dong yang hampir tiap hari harus ketemu orang.

            Gue sadar sih, gue nggak punya masalah berarti semenjak gue aktif belanja di Zalora dua tahun yang lalu. Entah udah berapa banyak barang yang gue pernah beli di Zalora. Dan semenjak mengenal Zalora, gue tahu hidup gue jauh lebih mudah dan efisien. Beberapa kali pula gue udah pernah menampilkan postingan pakaian untuk pesta Natal dan Tahun Baru, pakaian dan peralatan outdoor untuk Dieng Culture Festival tahun lalu, dan pakaian kerja formal yang hampir semuanya gue beli di Zalora.

            Ketika gue lagi santai di kantor, gue sering banget meski nggak niat belanja, gue cuma website hopping ke Zalora cuma buat liat-liat. Yaaaa, meski pada akhirnya kantung belanjaan gue selalu aja keisi satu dua barang. Besoknya petugas kurir Zalora datang ke kantor dan gue selalu mengandalkan layanan Cash on Delivery. Di kantor, setiap ada kantung belanjaan Zalora, satu kantor biasanya suka teriak, “Go, Zalora lo tuh!” Emang sih banyak juga yang belanja di Zalora selain gue, cuma emang yang paling aktif ya gue. Nggak heran sih gue disebut brand ambassador-nya Zalora.

            Usut punya usut, yang makin buat tabungan baju di lemari gue bakal tambah banyak adalah kabar bahagia bahwa Zalora sedang mengadakan ZALORA Fashion Fever Week. Di pertengahan tahun ini, Zalora akan banting harga untuk banyak top brands seperti: Mango, Levis, Rip Curl, 24;01, River Island, Salt N Pepper, Asylum, Mint, 3SECOND, New Look, dan masih banyak lagi. Serunya semua diskon sampai 80% dan ini cuma terjadi dari tanggal 22 Juli sampai 3 Agustus. Nah, buat lebih lengkapnya kamu bisa baca di ZALORA Fashion Fever Week.

            Tahu nggak, sih, apa yang lebih seru? Kalau kamu pesan di bawah jam 11 siang, pesanan kamu bakal diantar hari itu juga ke rumah atau ke kantor kamu. Yes, masih berlaku kok sistem Cash on Delivery seperti yang gue lakukan. Dan masih ada juga, sistem pengembalian sebelum 30 hari setelah barang kamu terima rusak, kekecilan, atau kebesaran.


            Yuk, cuma berlangsung kurang dari dua minggu lho, Kak, acaranya. Kapan lagi kamu bisa dapat barang berkualitas dengan harga terjangkau. Segera Zalora-hopping ya ke ZALORA Fashion Fever Week


Senin, 09 Maret 2015

Novel Ketiga: Thy Will be Done


“Papaku masuk rumah sakit karena pneumonia kronis. Aku nggak nepatin nazarku ke Tuhan. Hubunganku dengan Mamaku nggak baik. Dan aku baru aja selingkuh dari pacarku.” Rahangku mengeras. Balkon tidak sehangat tadi saat hanya ada Esther dan diriku.  
           
Bermula dari menyanggupi permintaan sang Ayah kepadanya untuk bernazar, Adela Priscia Hutagalung sadar bahwa ia telah menarik batas antara kehidupannya yang baru dan yang lama. Kejadian demi kejadian silih berganti menghampiri hidupnya, tak peduli sekeras apa pun hatinya menolak nazar yang terpaksa dibuatnya itu.

Keluarga, cinta, bahkan pekerjaannya dipertaruhkan demi memenuhi nazar tersebut.

Jadi, pertanyaannya cuma satu:

“Sampai kapan Adela bisa mengelak dari janji yang telah terikat dengan Sang Pencipta?”
    



Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 23 Maret 2015

Kamis, 12 Februari 2015

Sekilas Tentang (calon) Novel Kelima


            Dengan berat hati harus saya katakan kepada pembaca saya di luar sana bahwa novel ini akan menjadi novel teenlit terakhir saya. Saya tahu ini cukup berat bagi pembaca saya yang sudah nyaman dengan cara bercerita ala remaja yang saya tuliskan di buku pertama dan kedua.
           
Saya mengenal betul ketika pembaca saya mengatakan bahwa buku pertama dan buku kedua cukup berbeda. Banyak pembaca mengatakan bahwa di buku kedua saya mulai bertumbuh, pun dengan pembaca. Saya dan kalian sama-sama bertumbuh bersama. Beberapa dari pembaca saya bahkan mulai beranjak menjadi penulis dan saya bahagia begitu menyadari bahwa dulunya mereka pernah membaca novel yang saya tulis. Saya menyadari dengan bertumbuhnya usia dan banyak yang telah saya lihat serta alami, saya ingin belajar banyak hal dan terus mencari formula yang tepat untuk memuaskan pembaca dan terutama diri saya sendiri. Formula tersebut saya temukan ketika saya menulis buku ketiga. Buku ketiga yang saya tulis tentang Christian Romance adalah pemanasan sebelum saya serius menulis di genre Metropop. Novel keempat saya adalah murni Metropop dengan sedikit formula baru yang saya terapkan. Novel keempat yang telah saya tulis adalah hasil latihan dari novel ketiga. Dua draft tersebut telah saya serahkan ke meja redaksi Gramedia Pustaka Utama, rumah baru saya sebagai penulis. Saya dan Ci Hetih, editor senior akuisisi di GPU, kami terlibat dalam proses saling menemukan dan ditemukan. Pada akhirnya saya berujung untuk menetap di GPU sebagai rumah kreativitas. Hasil eksekusi ide-ide saya di sepanjang jalan di dalam mobil, melamun, patah hati, semua hal tersebut saya kumpulkan di GPU.

            Lalu mengapa novel kelima ini adalah novel teenlit terakhir saya? Saya menyadari merasa nyaman menulis Metropop di buku ketiga dan keempat. Namun, saya sadar kenyamanan saya harus sedikit diusik. Saya sadar bahwa selanjutnya saya ingin terus menulis Metropop. Di novel kelima ini saya mau sedikit keluar dari zona nyaman saya sebelum saya kembali bersenang-senang memberi kejutan untuk pembaca saya, teman sesama penulis, dan juga editor. Sejak dulu ketika saya masih berguru kepada Abang tercinta (Christian Simamora) saya pernah melontarkan untuk menulis novel bagi banyak anak muda yang ingin menjadi penari. Buku ini akan menjadi guideline untuk menari bagi mereka dalam balutan cerita fiksi. Saya tidak akan cerita lebih banyak, tapi intinya cerita ini akan dimulai oleh seorang penari remaja yang memulai karier menarinya sejak SMA dan mengalami titik balik dalam memperjuangkan apa yang ia yakini sebagai masa depannya.

            Untuk kali ini, saya nggak punya ambisi berlebih selama menulis. Saya percaya bahwa ide yang seringkali menghampiri saya untuk menuliskan kisahnya. Kepala, hati, dan tangan saya hanya dipinjam dalam periode tertentu selama menulis kisah yang ingin ide itu sampaikan. Saya merasa berkewajiban untuk menuntaskannya sesegera mungkin. Terlebih bahwa plot novel kelima ini sudah disetujui dan akhir Maret adalah garis mati terakhir saya menyerahkan draft awal cerita ini.

            Sampai saat ini, saya bahkan mengalami proses menyenangkan. Untuk riset novel ini, (sampai sekarang) saya sengaja mengikuti kelas dance yang dikepalai oleh Kak Hamada Abdool. Beliau adalah koreografer dan penari latar Agnez Mo. Beliau juga otak di balik kesuksesan tim dance SMA seperti DETAK (SMA 26 Jakarta) dan PCM (SMA 6 Jakarta). Seperti tokoh utamanya, saya bekerja keras untuk mengejar semua hitungan bar dalam menari, menemukan kosakata dalam dance yang akan saya rangkum dalam Dancionary (Dance Dictionary), dan juga mendengar kisah sukses banyak penari. Tentu saja sebagai pelengkap selama proses riset itu, saya juga melahap banyak film dance seperti Billy Elliot, Black Swan, Step Up, Dance Street, Honey, bahkan saya memutar ulang semua musim film Bring It On dari zaman Kirsten Dunst sampai Christina Millian.


            Draft novel ini juga cukup mendistrak saya dari zona nyaman karena saya harus pandai-pandai mencari waktu menulis di sela kegiatan saya yang semakin pelik baik di kantor dan di luar kantor. Meski saya sadari kegiatan rutin di luar kantor menyita banyak waktu, tapi saya sungguh-sungguh menikmatinya. Tahun ini adalah tahun yang baik untuk menikmati segala bentuk kebahagiaan ini, saya sungguh bersyukur diberi kesempatan luar biasa menjadi seorang seorang penulis. Saya ingin pembaca merasakan segala kebahagiaan yang saya rasakan menjadi seorang penari di novel kelima ini. Sekali lagi bahwa saya ingin bertumbuh dengan pembaca saya. Novel kelima ini, kali ini dengan penuh rasa senang saya tuliskan bahwa, novel kelima yang sedang saya tulis adalah novel teenlit terakhir saya. :) 

Senin, 09 Februari 2015

Novel Ketiga Segera Lahir

Akhirnya, inilah buku ketiga saya di penerbit yang baru, Gramedia Pustaka Utama. Sudah sejak lama saya memimpikan bahwa kelak karya saya akan lahir di tempat ini. Salah satu mimpi saya terwujud dan saya berkali-kali merapal syukur dalam doa saya. 

Novel ketiga saya yang berjudul Thy Will be Done ini akan menempati genre Metropop. Saya belajar menulis dengan formula baru dan berbeda dari dua novel saya sebelumnya. Saya belum bisa cerita novel ini bercerita tentang apa. Waktu lain akan saya ceritakan tentang karya ketiga saya. Kepuasan saya dan pembaca adalah hal mutlak saya menulis. Jadi, yang saya harapkan tetap sama, agar kalian mendapat pemahaman baru dari cara berpikir saya dan paling utama adalah menghibur teman-teman pembaca.

Berikut adalah opsi cover novel ketiga saya. Silakan ikut membantu saya memilih cover novel ketiga saya. :)