Minggu, 18 Desember 2011

Resensi Buku: Life Traveler

Saat berwisata, yang paling kita perhatikan mungkin adalah keindahan tempatnya, makanannya, budayanya, dan aura lain yang ditimbulkan dari tempat tersebut. Tapi, pernahkah kita terpikir bila suatu saat nanti bertemu dengan orang-orang dalam perjalanan yang nyatanya dapat membuat kita takjub, tersenyum, mampu memberi suatu hal yang baru di dalam hidup kita? Buku ini merangkum hal tersebut. Windy Ariestanty memaparkan perjalanannya bertemu, mengenal, belajar, berbagi, berpetualang bersama manusia yang ia temui selama perjalanannya. Perjalanannya mengelilingi dunia adalah perjalanan kehidupan, bahwa dunia tidak hanya berkutat di sekitar tempat kita bekerja, belajar, makan, dan hidup. Kadang, kita harus pulang ke tempat yang disebut rumah, dan melalui buku ini saya mendapat perluasan makna kata "rumah", bahwa rumah bukan hanya kata tempat secara leksikal. "Rumah" secara gramatikal yang dimaksud Windy adalah tempat (di mana pun) yang dapat membuat kita merasa pulang.

Membaca buku ini membuat saya teringat akan perjalanan saya sebelum-sebelumnya, bahwa ketika saya hendak pulang ke Jakarta di hari terakhir perjalanan, melihat foto-foto kenangan selama perjalanan, mengingat teman-teman baru yang saya temui di perjalanan, dan terkenang aura dan aroma khas tempat tersebut kadang saya menangis. Saat itu saya merasa bahwa saya harus kembali "pulang" ke "rumah".

Life Traveler menyajikan banyak rumah yang pernah disinggahi Windy Ariestanty. Dari cerita yang dipaparkan kita dapat memilih untuk belajar atau sebagai referensi tempat jika suatu saat hendak pergi ke tempat yang pernah disinggahi Windy. Buku ini, selain memaparkan tentang tempat wisata, cara bepergian, makanan, juga menjelaskan pengalamannya bertemu dengan manusia yang dapat memperkaya jiwa. Baca dan berjalanlah bersama Windy mengarungi perjalanan kehidupan dan bertemu manusia.

I give 5 out of 5 stars :)

Sumber Pustaka
Ariestanty, Windy. 2011. Life Traveler. Jakarta: Gagas Media.

4 komentar: