Rabu, 10 September 2014

My Trip to Dieng Culture Festival 2014

Tahun ini, saya belum traveling ke mana-mana. Rasanya sudah lama saya ingin liburan dengan sahabat dari kampus, Medina dan Ari, karena kesibukan kami masing-masing. Akhirnya kami sepakat untuk berwisata menggunakan paket tur karena kekurangan waktu untuk mengurus segalanya sendiri dan lebih praktis. Waktu kuliah, biasanya kami sering mengatur perjalanan kami hingga terperinci. Karena saya sudah bekerja, pun dengan Medina sebagai produser di HardRock FM, sementara Ari melanjutkan studinya di PascaSarjana UI, kami akhirnya mantap memutuskan menggunakan paket tur untuk mengakomodasi liburan kami kali ini.

Tanggal 29-31 Agustus kemarin kami habiskan mengunjungi sebuah festival kebudayaan terbesar tahun ini, ke sebuah festival yang banyak didatangi wisatawan lokal dan asing selama tiga tahun terakhir. Siapa yang tidak tahu Dieng Culture Festival? Festival tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnnya karena mengadopsi rangkaian acara dari beberapa festival lainnya seperti Jazz di Atas Awan. Festival Lampion, yang kemudian dilanjutkan dengan Festival Kembang Api yang super megah. Jujur, baru kali itu saya melihat Festival Kembang Api yang termegah di Indonesia. Bahkan, Kembang Api tahunan yang disediakan Pemprov DKI Jakarta setiap malam tahun baru tidak lagi layak disebut sebagai Festival Kembang Api saat saya menyaksikannya di Dieng kala itu.

            Sayangnya, hanya Festival Kembang Api dan penerbangan lampion yang berhasil membuat saya kagum saat Dieng Culture Festival, sisanya saya tidak bisa menikmatinya. Beruntung saya mengikuti paket trip yang semuanya sudah diatur sedemikian rupa sehingga peserta tur tidak terlalu menyesal. Kami mengunjungi Telaga Warna, Teater Dieng, Kawah Candradimuka, dan summit attack ke Gunung Sikunir. Banyaknya tempat wisata yang kami kunjungi itu mewajibkan saya membawa barang-barang saya yang superbanyak. Maklum, walau sering backpacking ke banyak tempat, saya memiliki prinsip untuk lebih baik kelebihan banyak barang daripada kekurangan barang di tengah perjalanan.
 
Meski kami tidur di hotel, tapi tetap saja untuk hiking dan bepergian di alam bebas, saya harus membawa barang-barang wajib ke dalam tas yang enak dibawa ke mana-mana dan tetap ringan sebanyak apapun isi barang-barang bawaannya. Well, at least, saya cukup puas dengan barang-barang bawaan saya. Cukup banyak, lebih dari pas agaknya, dan yang pasti tidak akan kekurangan. Saya membawa tas yang tangguh dipakai ke mana pun dan memiliki kapasitas banyak. Cocok untuk saya yang sering pergi ke mana-mana. Apalagi saya menyukai perjalanan melintasi alam. Saya masih ingat beli tas ini dari Zalora. Selain cukup terjangkau, yang paling penting dari tas ini adalah memuat banyak kapasitas. Sampai sekarang tas ini masih bisa saya pakai selain untuk traveling. Kadang suka saya bawa ke kantor jika butuh banyak barang bawaan atau hendak menginap di rumah teman hehe.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar