Nggak, lo nggak salah
baca, gue memang nulis judul artikel gue kali ini Almost is Enough, bukan
Almost is Never Enough kayak judul lagu. Gue butuh dua kali traveling sampai
rasanya gue benar-benar terpikir untuk membagikan pengalaman ini buat
teman-teman yang baca.
Dalam perjalanan gue
sampai ke titik ini, gue nggak selalu dapat apa yang gue mau. Saat ini, gue
bisa bernapas lega dan tersenyum kalau mengingat momen-momen “hampir-berhasil”
itu.
Gue hampir menjadi
finalis Abang None Jakarta Timur pada tahun 2012, gue berhasil sampai ke babak
18 besar, dan tinggal satu tahap lagi menjadi finalis 15 besar. Gue hampir
masuk ke SMA yang gue inginkan. Di SMA itu, sahabat-sahabat gue dari TK sampai
SMP berada. Maka waktu tes masuknya menyatakan gue nggak berhasil masuk ke SMA
tersebut, rasanya dunia jatuh ke atas kepala gue. Tujuh kali gue ditolak
penerbit buku sebelum akhirnya buku pertama gue berhasil diterbitkan penerbit
yang gue inginkan. Itu, dan untuk masalah percintaan? Jangan ditanya, ya,
berapa kali gue hampir pacaran sama orang yang gue inginkan.
Kenapa gue ceritakan
kegagalan yang terjadi dalam hidup gue? Karena semua momen “hampir-berhasil”
itu sejatinya membuat gue sampai di titik hidup gue saat ini. Gue bisa sampai
di sini untuk menulis apa yang gue pikirkan ini buat kalian semua. Semua
kegagalan tersebut membuat gue mencari jalan lain yang baru. Mungkin memang,
sudah takdirnya disiapkan jalan lain yang lebih baik, cuma memang bukan jalan
yang selalu kita inginkan.
Saat itu gue nggak pernah
bisa mengerti kenapa gue hanya sampai di tahap hampir-berhasil. Gue berpikir
bahwa dunia nggak adil hanya karena orang lain bisa mendapatkannya sementara
gue nggak. Gue tahu kalian nggak akan percaya kalau sekarang gue bilang ini,
tapi nggak apa-apa, toh, gue akan tetap bilang (YA, BLOG-BLOG GUE): nikmati
semua momen hampir-berhasil tersebut, karena apa? Karena gue nggak yakin kalau
gue selalu berhasil di titik-titik pencapaian yang gue inginkan, gue nggak akan
tahu bagaimana rasanya mengalami dan mengevaluasi ulang strategi dari kegagalan
gue. Mungkin saja gue bisa berhasil di hal-hal yang gue inginkan, tapi mungkin
gue nggak mencapai di posisi saat ini. Mungkin gue nggak seberhasil saat ini,
atau mungkin lebih berhasil lagi, but who cares. Di titik ini at least gue
merasa penuh dan bersyukur.
Gue nggak pernah tahu
ternyata lima tahun setelah gagal dari ajang Abang None, gue malah jadi
pembicara di ajang tersebut dan memberikan isi pikiran gue untuk para finalis
Abang None. Gue di sana, menatap mereka, dan betapa gue lima tahun yang lalu
mendambakan untuk menjadi mereka. Salah satu teman dari SMA yang gue inginkan
untuk bersekolah di sana, ternyata kini menjadi klien gue. Dia membutuhkan jasa
gue untuk melakukan branding total untuk klinik giginya. Buku keempat gue telah
diterbitkan oleh penerbit terbesar di Indonesia dan kini sedang dalam proses
untuk dipentaskan ke dalam format teater oleh salah satu rumah produksi teater
di Jakarta. Buku gue dibeli oleh rumah produksi tersebut untuk konten produksi teaternya
yang ketiga. Untuk masalah percintaan, sekarang gue bersama seseorang yang
nggak pernah gue minta yang lebih baik dari kekasih gue saat ini.
Semua momen
hampir-berhasil itu membuat gue berada di posisi saat ini. Gue belum puas
karena gue selalu merasa hampir-berhasil. Selalu merasa cukup itu baik untuk
membuat lo selalu merasa rendah hati. Dan segala momen hampir-berhasil yang
pernah terjadi sama gue pada kenyataannya nggak membuat gue menjadi gagal, gue
hanya menjadi berhasil dengan cara lain.
Betul, gue setuju ketika
banyak orang bilang ketika lo gagal akan sesuatu, ini cuma masalah waktu, lo
akan berhasil, tapi nggak sekarang. Masalahnya, lo tetap akan gagal kalau lo
nggak melakukan sesuatu. Kalau lo pernah gagal, terus lo berharap tahun depan
lo akan berhasil, tapi lo hanya mengharapkan mukjizat terjadi tanpa lo
melakukan apa-apa, ya sori aja, selamnya lo akan gagal, sampai di titik
hampir-berhasil pun rasanya nggak pantes, sih. Karena predikat hampir-berhasil
itu hanya untuk orang yang selalu berusaha.
Jadi, kalau lo pernah
gagal dan hampir-berhasil meraih suatu hal, lo chill aja. Sesungguhnya lo akan
berhasil dengan cara dan jalan yang lain, tapi lo juga harus tetap berusaha.