
Cerita demi cerita yang berhubungan dengan Bali pun banyak dikupas di dalam novel ini, seperti kejadian bom Bali di Kuta, Legian, pada tahun 2002, agama Islam dan Hindu sebagai sosiologis latar agama di Singaraja, Pantai Lovina dan ikan lumba-lumba, juga masalah pelecehan seksual turis asing terhadap anak-anak lokal Bali diceritakan pula di dalam novel ini.
Rumah di Seribu Ombak menceritakan kepada kita secara apik bagaimana persahabatan dapat dibangun di atas peliknya perbedaan. Contoh kecil perdamaian dunia dapat digambarkan lewat Samihi dan Yanik. Mimpi dan perjuangan diceritakan dengan mengalir oleh penulisnya, Erwin Arnada. Tampak betul betapa telitinya penulis melakukan riset sebelum menulis novel Rumah di Seribu Ombak ini. Intinya, buku ini ingin memberitahu kepada pembaca bahwa persahabatan dan masa depan berjalan beriringan. Sahabat adalah manusia yang mampu menghilangkan ketakutan terbesar sahabatnya dan salah satusistem pendukung terbesar bagi keberhasilan sahabatnya.
"Sebenarnya, rahasia yang kami jaga untuk menjadi juara adalah konsentrasi dan doa." - Rumah di Seribu Ombak (halaman 330)
Arnada, Erwin. 2011. Rumah di Seribu Ombak. Jakarta: Gagas Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar